Pagi ini hujan turun. Setelah berminggu-minggu panas memeluk bumi. Jam 6 pagi. Saat mimpi buruk tadi malam membangunkan aku dari kelelapan tidur. Beranjak ke jendela, aku mencium bau tanah basah. I don’t know why but I always love the smell of the first drop of rain. So I open the window. Menyadari titik embun yg menempel dari nafas hangatku. Hujan turun deras,namun tak cukup deras untuk menghanyutkan mimpi buruk tadi.
Hari apa ini?
Aku lupa. Hari Nampak mengabur di depan mata. Entah kenapa hari,tanggal,jam,menit bahkan detik Nampak tak berarti akhir-akhir ini. Mungkin karena aku yang tak ingin mengingat berapa banyak waktu yang sudah kuhabiskan bersama eyereen. Mungkin karena aku tak mau menghitung, tak mau tahu sudah berapa lama eyereen bersamaku.
Ya,aku tak mau tahu. Aku hanya ingin tahu bahwa dia masih bersamaku. Aku hanya ingin tahu bahwa dia masih ada untuk memelukku, untuk menggenggam tanganku, atau hanya sekedar untuk menatapku lembut saat aku bercerita.
"I just saw you
Beyond the course of time
A room that we once shared
But my memory's a haze
Forgetting what was said
I gently held out my hand
And in that perfect moment
You disappeared - I lost you over again"
Lagu ini…
Sesaat aku melayang,membayangkan diriku di tempat lain. Di jalan itu, beberapa waktu lalu. Saat itu hujan turun pula dan bau tanah basah menemaniku melangkahi trotoar basah. Jaket putih eyereen menempel hangat di tubuhku. Aku mendapati pikiranku melayang, pada eyereen, pada senyumnya yang selalu meliputiku. Hujan masih turun dari atas, namun rintikannya tak membuatku berhenti. Jalanan itu ramai, masih pagi namun there’s been so many people standing and walking on the street. They’re waiting for something or someone, I don’t know. Or else they’re heading somewhere. Entah kemana aku ingin pergi, kesunyian melenyapkanku, sesaat aku merasa masih sendiri, berjalan di tengah tatapan orang yang terasa nanar. Aku tak bisa melihat siapa atau berapa banyak pasang mata yang menatapku.
"In a shallow sleep I dreamt I was seeing you
Just how I remembered
Brimming with tenderness
And somewhere in the calm
A feeling that nothing had ever changed
Your presence close beside me till I wake "
Im still walking, and I get eyereen in my sight. Why is he standing there?im clueless,but then,He’s fading away, I try to chase him. I don’t want to lose him but the distance between us seems to get further by second. I run and run. I don’t care how my breath torturing me, I don’t care how people’s look disgracing me, I don’t care, I just don’t want to lose any sight of eyereen. He’s still there, standing between the drop of morning dew, I cant see clearly what he’s wearing.
Eyereen, aku tak bisa berlari lagi, tubuhku oleng, nafasku setengah terhela, rasanya sudah seperti akan habis saja.
Eyereen, aku berusaha menatapnya, namun bayangannya mengabur, ia makin jauh. Dadaku makin sesak, bukan karena lelah tapi karena dorongan air mata yang akan jatuh. Tubuhku bergetar, mataku terasa panas, sesaat kukira aku akan terjatuh ke tanah yang keras, namun tubuhku terasa seperti melayang pelan. Aku tak melihat lagi jalanan itu, orang-orang itu,
"I just saw you
A moment far too brief
Before the daylight came
But my heart is beating fast
Perhaps we'll meet again
In a shallow sleep I dreamt I was seeing you
Just how I remembered
Brimming with tenderness
And somewhere in the calm
A feeling that nothing had ever changed
Your presence close beside me till I wake
I see you - until I wake from shallow sleep "
eyereen…. Mataku tertutup pelan, diantara nafas yang mulai memelan dan menghilang.
This smell..i can sense this smell clearly, I know this smell, very much. Kubuka mataku,dan,
oh Tuhan. Wajah itu, melayang diatasku, tersenyum,sangat dekat. Bisa kurasakan helaan nafasnya di depan wajahku. Bisa kudengar detak jantungnya dekat dadaku. Eyereen…
Aku berusaha memanggil namanya, namun tak ada suara yg keluar. Aku hanya bisa diam,I cant even smile. Eyereen, what’s happening here? Why I cant touch you?. Dan seakan bisa membaca pikiranku, eyereen tersenyum lebih dalam, ia makin mendekat, kini wajahnya hanya beberapa cm di depanku. Tangannya menyentuhku, namun tak kurasakan kekuatannya, hanya kehangatan yang melelehkan.
Lalu tiba-tiba saja setelah kehangatan itu memenuhi seluruh aliran darahku, bayangan eyereen mulai menjauh. What the hell is happening here?
Eyereen… mataku mulai berontak, aku ingin menangis,namun tak satupun air mata yang menetes. Ia makin menjauh, senyumnya memudar. Ingin rasanya aku berteriak dan memanggil namanya keras-keras. namun tubuhku terkunci, tak bs bergerak, tak bisa menangis, tak bisa berbuat apa-apa. this is the worst part of everything!.
Where’s this? What’s happening? Where r u going eyereen? Why r u leaving me?
Eyereen, please, don’t go, don’t leave me rotten here alone,please… I cant breath, I cant see now, suddenly all turns black and disappearing and……
I collapsed.
Can't paint upon the canvas
Without you here - there is no colour
A colourless landscape"
Mimpi. Mimpi yang sangat buruk.
Im here now, sitting by the window, looking at the glance of rain. Safe and warm in my own room. Syukurlah bayangan tadi hanya mimpi. Tak perduli betapa sulitnya untuk bangun dan betapa sulitnya untuk melihat kembali kenyataan, selama itu hanya mimpi, aku akan baik-baik saja. Karena eyereen masih disini, masih disampingku. And that’s just enough.
Tubuhku masih terasa sakit dan berat, kepalaku pun terasa sedikit berputar, dadaku masih sesak. Namun tadi hanya mimpi dan aku bersyukur karenanya. Yang kuperlukan hanya untuk tahu, bahwa eyereen tak meninggalkanku seperti mimpi tadi, bahwa masih ada dia di sebrang sana, masih ada hujan yang mendamaikan disini, dengan coklat panas ditanganku, jaket eyereen di tubuhku dan kenyataan bahwa semuanya masih baik2 saja. And I know ill be just fine.
No comments:
Post a Comment